Rabu, 06 November 2013

tikam samurai - Dalam Neraka Vietnam -bagian 584-585

Dalam Neraka Vietnam -bagian 584-585


si BungsuDalam Neraka Vietnam -bagian-584-585
“Ya,saya yakin itu.Struktur tanah dan pepohonannya,struktur lumpur dalam
air tadi,mengindikasikan secara kuat bahwa tempat kita ini sebuah pulau di
tengah danau.Lagi pula,sebelum kita tadi menepi saya sudah menduga ini
sebuah pulau.Ada bahagian daratan yang seolah-olah menghilang di ujung
kanan sana,ini berarti bahagian ujung pulau ini.Jarak pulau ini ketepi
kanan,kesisi kita di buru kemaren malam,menurut peta ini sekitar satu
kilometer,jarak ketepi kiri hanya seratus meter….”ujar si Bungsu,sambil
menunjuk kebeberapa bagian di peta tersebut.
Mereka sama-sama terdiam setelah itu,sampai akhirnya si Bungsu kembali
bicara perlahan.
“Dari peta ini,jika tetap memakai rakit,kita baru bisa mencapai ujungnya,yaitu
tempat terdekat ke bukit-bukit batu ini,di mana para tawanan Amerika di
sekap,sekitar sore besok….”ujar si Bungsu menunjuk bukit-bukit di
maksud,setelah memperhatikan peta itu dengan seksama.
Baik Duc Thio maupun Han Doi hanya diam mendengarkan.Mereka paham
kemana arah ucapan si Bugsu.Thi Binh lah yang kemudian bicara.
“Maksud tuan dengan jalan darat,setelah melintasi bagian danau yang seratus
meter ini,tmpat ini lebi cepat di capai?”si Bungsu menatap gadis itu kemudian
mengangguk.
“Maksud tuan,agar lebih cepat sampai di sana,Tuan seorang yang akan
pergi,dan kami bertiga menanti di sini sampai Tuan membawa tawanan itu
kemari?”Duc Thio dan Han Doi terkejut mendengar ucapan Thi Binh,namun si
Bungsu menatap gadis itu dengan nanap-nanap.
“Engkau cerdas sekali,Adikku..”
“Aku bukan adikmu,…..!”sergah Thi Binh.
Sergahannya yang kuat itu membuat Duc Thio dan Han Doi kaget bukan
mainnya.
“Thi-thi….!”ujar ayah nya dengan nada menahan marah.
Namun kemarahan Duc Thio itu di lerai si Bungsu dengan tatapan sambil
menggelengkan kepala kepada Duc Thio.Si Bungsu menatap gadis itu tepat-
tepat.Thi Binh balas menantang tatapan si Bungsu.
“Kau kira aku anak-anak?”kembali Thi Binh menyergah dengan suara tajam.
Dan untuk kesekian kalinya ayahnya serta sepupunya di buat kaget dan
heran.Yang tak kaget dan heran adalah si Bungsu.Dia faham benar apa yang
ada di dalam hati gadis cantik di depannya ini.Namun dia tak ingin gadis ini
terseret perasaan yang amat di luar kontrol fikiran warasnya.
“Engkau ingin tetap ikut,Thi-thi…?”ujarnya perlahan tanpa melepaskan
tatapannya dari mata Thi Binh,yang juga masih saja nanap menatapnya.
“Aku tak ingin belas kasihan mu…!”kembali gadis itu bersuara ketus.
Si Bungsu mengulurkan tangannya ber maksud membelai kepala gadis
itu.Namun gadis itu menepis tangan si Bungsu dengan kasar.Namun,mana
mau si Bungsu di tepis begitu.Dengan gerakan yang amat cepat menyambar
bahu Thi Binh.Kemudian merenggutkannya sehingga gadis itu jatuh di
pelukannya.
Thi Binh meronta.Memukul dan mencakar.Namun si Bungsu tak melepaskan
dekapannya dari tubuh gadis itu,sembari memberi isyarat pada Duc Thio dan
Han Doi agar tak bersuara.Dan akhirnya Thi Binh membalas memeluk si
Bungsu,kemudian terdengar tangisnya.
“Aku tak mau kau tinggalkan,Bungsu.Aku akan bunuh diri jika kau tinggalkan..”
ujarnya di antara tangis.
Han Doi ternganga mendengar ucapan adik sepupunya itu.Duc Thio seperti
tak percaya dengan apa yang di dengarnya,untuk kemudian
menunduk.Matanya berkaca-kaca.
“Aku takkan meninggalkanmu,percayalah…”ujar si Bungsu perlahan sambil
membelai kepala gadis itu.
“Engkau akan meninggalkan aku,karena diri ku terlalu kotor untukmu…”isak
Thi Binh.
“Jangan berkata begitu,Thi Binh,jangan berkata begitu…”ujar si Bungsu.
“Jangan panggil lagi aku ‘Adik’,aku seorang wanita…”bisik Thi Binh.
Duc Thio tiba-tiba merasa luluh melihat nasib anaknya.Dia faham benar,anak
gadis nya yang baru berusia lima belas tahun ini belum pernah jatuh hati.Dia
lalu teringat cara anak gadisnya itu menatap lelaki dari Indonesia ini
sepanjang perjalanan di atas rakit.Bahkan ketika dia berada dalam pelukan si
Bungsu di belantara,saat awal melarikan diri.Duc Thio tiba-tiba arif,anak
gadisnya jatuh hati pada lelaki dari Indonesia itu.Dia merasa sesuatu tersekat
di tenggorokannya..Dia tak tahu harus berbuat apa.
“Baik,engkau akan pergi bersamaku,Thi-thi.Engkau akan bersama dengan ku ke
bukit-bukit itu.Kita bersama-sama membebaskan tawanan itu,oke?”ujar si
Bungsu menghibur.
Thi Binh mengangguk dalam pelukan si Bungsu.Sementara Han Doi bangkit,dia
memberi isyarat akan ke rakit.Si Bungsu mengangguk.Duc Thio memasukan
dua potong kayu kering ke api unggun.Kemudian dia juga memberi isyarat
pada si Bungsu bahwa dia akan pergi ke rakit yang jaraknya hanya beberapa
depa dari api unggun.
Si Bungsu menyandarkan punggungnya ke pohon besar itu,kemudian
melunjurkan kaki.Lalu perlahan dia lepaskan pelukannya pada tubuh Thi
Binh.Menatap ke mata gadis itu tepat-tepat.
“Tidakkah engkau dapat menerima ku sebagai abangmu..?”bisiknya perlahan.
Kendati dia berusaha agar ucapannya sangat perlahan,namun ucapannya itu
tetap terdengar Duc Thio dan Han Doi,yang ternyata belum tidur.
“Thi-thi,karena saya seusia dengan abangmu,anggap aku ini abangmu,oke?”Thi
Binh menatap teat-tepat kemata si Bungsu.

Engkau mencintai gadis yang di kapal perang itu?”ujar Thi Binh perlahan
sambil menatap kemata si Bungsu.
Si Bungsu di buat kaget oleh pertanyaan itu.Dia tahu,yang di maksud Thi Binh
pastilah Ami Florence,adik Le Duan.Ditatapnya mata thi Binh,kemudian dia
menggeleng.
“Dia lebih cantik dari aku?”ujar Thi Binh.
Bulu tengkuk si Bungsu di buat merinding oleh pertanyaan ini.Dia menggeleng
dan gelengannya memang jujur.
“Engkau lebih menyukai dia dari aku,karena aku bekas diperkosa puluhan
ten…”ujar Thi Binh terhenti.Di hentikan oleh tamparan si Bungsu.Duc Thio
mendengar ucapan anaknya.Han Doi mendengar ucapan sepupunya,mereka
juga mendengar tamparan.Mereka yakin yang menampar si
Bungsu.Sebab,bersamaan dengan suara tamparan itu kata-kata Thi Binh
terputus.
Baik Duc Thio maupun Han Doi ingin bangkit dari berbaringnya.Namun mereka
sama-sama tak melakukan hal itu.Mereka tetap berbaring diam.Sementara itu
mereka kembali mendengar suara Thi Binh,yang diucapkan perlahan namun
dengan nada mendesak.
“Katakan.Kau tak suka padaku karena aku….”gadis itu menghentikan
ucapannya,karena dia lihat tangan si Bungsu siap-siap menempelengnya.
Mereka bertatapan seperti akan berbunuhan.Namun akhirnya si Bungsu
mengulurkan tangan.Dan Thi Binh kembali menyandarkan dirinya ke dada
lelaki dari Indonesia itu.
“Jangan pernah kau sebut lagi,engkau bekas di perkosa puluhan tentara
Vietnam itu.Jika engkau sendiri tak mau melupakannya,maka tak seorangpun
yang bisa menolongmu untuk sembuh dari trauma itu.engkau berusaha
melupakannya,salah satu cara untuk itu adalah dengan tak lagi menyebut-
nyebut peristiwa itu,mengerti engkau Thi Binh?”
Gadis itu menangis terisak.Kemudian mengangguk.Dalam posisi berpelukan itu,mereka saling berdiam diri,lama sekali.
“Engkau mencintai gadis di kapal perang itu?”tiba-tiba Thi binh mulai lagi.Si Bungsu menarik nafas panjang.Di ciumnya rambut gadis itu perlahan.Kemudian dia berbisik.
“aku memang menyukainya,Thi Binh.Kami bertemu dan bersama-sama selama
beberapa hari.Amatlah tidak wajar kalau orang bisa jatuh cinta padahal baru
beberapa hari saling mengenal,bukan?”ujar si Bungsu.
“Yang kau maksud dirimu atau diriku?”ujar Thi Binh yang merasa tersindir oleh
ucapan si Bungsu.
Si Bungsu tersenyum.Untung saja Thi Binh tidak sedang menatap padanya,sehingga gadis itu tak tahu kalau dia tersenyum.Si Bungsu tersenyum karena gadis itu ternyata peka dan tajam sekali perasaannya.Dia memang tak bermaksud menyindir,namun sekedar menasehati,bahwa amatlah tak baik kalau orang cepat jatuh hati.
“Kau menyindirku,bukan?”ujar Thi Binh perlahan,namun dengan nada
menyerang.
Si Bungsu di buat gelagapan.
“Tidak menyindir,hanya menasehati.Umurku jauh lebih tua darimu,seusia
abangmu.Wajar kalau aku memberi nasehat bukan?”
“Ya,tapi kau bukan abangku….”ujar Thi Binh.
Si Bungsu kembali menarik nafas panjang.Dia belum pernah bertemu dengan
gadis berhati keras seperti ini dan degilnya juga seperti ini.Dia tak habis
pikir,kenapa gadis secantik Thi Binh ini juga mempunyai sikap sekenyal ini.
“Betul engkau belum mencintai gadis Indo itu?”
Kembali si Bungsu dikagetkan dan di buat jengkel dengan oleh serangan
pertanyaan Thi Binh,yang masih saja menyandarkan kepala ke dadanya.Dia
jadi jengkel atas”belum” yang di ucapkan gadis ini.Kata yang sepatah itu pasti
menyindirnya.
“Apa maksud mu dengan kata’belum’itu?kenapa pertanyaan mu tak berbunyi:
‘betul engkau tidak mencintai gadis indo itu?’.Kenapa harus pakai
‘belum’?”cecar si Bungsu.
Thi Binh tertawa renyah.Alamaak! jengkel hati si Bungsu mendengar tawa
renyah itu.Sebenarnya tawa itu sangat merdu,kalau saja mereka dalam kondisi
dan situasi biasa.Tapi kini,kondisi dan situasi memang tidak biasa.Dia sedang
berusaha agar gadis itu tidak tersesat mencintainya.Dan ketika dia berusaha
seperti itu,dia di tertawakan.Oo, alangkah jengkelnya.
“Apa yang kau tertawakan?”ujar si Bungsu berusaha manahan sabar,dengan
tetap memeluk bahu Thi Binh.
“Yang mana yang harus ku jawab duluan?pertanyaan yang pertama tadi atau
kenapa aku tertawa..?”ujar Thi Binh sambil kembali memperdengarkan tawa
renyahnya.

Alamaaak!.pertanyaan dan tawa itu seperti menusuk-nusuk puncak kada si
Bungsu.Saking jengkelnya,tawa renyah yang indah dan menyenangkan yang
keluar dari bibir gadis itu samapi ke telinga si Bungsu seperti tertawa
kuntilanak.Dengan bibirnya yang merah bak delima,yang bentuknya amat
sensual,gadis itu mendesah perlahan.
“Yang mana harus di jawab dulu,yang?”
Ketika dia dalam keadaan di puncak jengkel itu,tiba-tiba pula thi binh
mengangkat kepala.Menatap dari jarak hanya sejengkal ke mata si
Bungsu.Mungkin gadis itu tahu benar hati si Bungsu sedang di puncak
jengkel.Tapi dia bukannya berusaha meredakan,malah makin menambah-
nambah bensin.
Alamaaaak oooooiiiiii!

Tidak ada komentar: