Rabu, 06 November 2013

tikam samurai - Dalam Neraka Vietnam -bagian 625-626-627

Dalam Neraka Vietnam -bagian 625-626-627


Dalam Neraka Vietnam -bagian- 625
si bungsu
Kini kedua senjata penghancur tank itu sudah terisi. Si bungsu kembali membidik bahagian tengah batu bersusun itu.
Lalu di tariknya pelatuk roket kecil itu. Dengan mendesis peluru howitzer itu meluncur. Hanya setengah detik setelah peluru meluncur, dia meletakkan howitzer kosong itu dan segera menyambar howitzer yang satu lagi. Dengan gerakan amat cepat, dia membidik tempat berdekatan dengan sasaran pertama. Dan kembali menembak! Dua peluru howitzer menghantam batu besar berlapis itu.
Akibatnya sungguh luar biasa. Batu besar itu seperti diterjang sepuluh gajah. Bahagian yang terkena hantaman roket howitzer berserpihan. Namun akibat dorongan roket itu menyebabkan batu-batu besar itu terdorong ke belakang dan… runtuh dengan dengan suara menggelegar ke bawah. Hal itu memang sesuatu yang amat di luar dugaan komandan pasukan Vietkong yang berlindung di bawah batu-batu besar tersebut.
Semula, dari balik celah batu perlindungan mereka hanya menatap dengan diam jejak asap memanjang ke arah batu-batu besar di atas perlindungan mereka. Mereka hanya sedikit terkejut mengetahui bahwa orang yang mereka kepung ternyata memiliki howitzer. Namun rasa terkejut yang sedikit itu segera berubah menjadi pekik histeris, tatkala mereka mendengar ada suara guruh di atas kepala mereka. Ketika mereka melihat ke atas, tak ada lagi kejut yang bisa digambarkan.
BATU besar, yang jaraknya sekitar enam atau tujuh meter di atas kepala mereka, sudah berguling dan melayang ke bawah. Akibatnya sungguh mengerikan. Di bawah batu-batu besar itu berlindung empat belas tentara yang baru saja datang. Semua mereka ditimpa batu-batu besar yang diterjang peluru howitzer itu. Sebuah getaran dahsyat, seperti gempa, terdengar ketika batu itu menimpa tanah, meremukkan tubuh-tubuh manusia yang berlindung di bawahnya. Tak ada yang sempat memekik, apalagi menyelamatkan diri.
Keempat belas tentara itu lumat dan terkubur di sana. Sementara tentara Vietnam lainnya, yang berada tak jauh dari tempat celaka itu menatap dengan mata mendelik dan tubuh menggigil. Mereka sudah terbiasa Dalam menyaksikan teman mereka yang mampus secara amat mengerikan, selama perang belasan tahun menghadapi tentara Amerika. Namun yang lumat seluruh tulang belulangnya, dan terkubur remuk seperti bubur di bawah himpitan batu seberat ratusan ribu ton, baru sekali ini mereka saksikan Neraka ini. Baru kali ini! Saking ngerinya, beberapa di antara mereka sampai terkencing-kencing di celana.
Setelah beberapa saat terdiam dicekam rasa kejut yang dahsyat, seorang kapten memerintahkan agar mereka menyerbu tentara Amerika yang sudah sejak tadi mereka kepung itu. Demikianlah, rasa takut dan kejut yang dahsyat menimbulkan amarah yang dahsyat pula. Mereka segera membuat formasi melingkari batu besar dari mana tembakan howitzer itu datang. Dengan formasi tapak kuda mereka mendekati pertahanan si Bungsu Makin lama kepungan dengan formasi tapak kuda itu semakin merapat. Dengan berlari dari satu perlindungan ke perlindungan yang ada di depan.
Sekitar dua puluh tentara Vietnam yang masih tersisa dalam pertempuran itu maju dengan bedil siap ditembakkan. Si kapten memberi isyarat pada enam anak buahnya untuk melingkar semakin jauh ke belakang tempat pertahanan tentara Amerika itu. Ketika ke enam tentara itu mulai bergerak, si kapten memberi isyarat untuk menembak secara serentak.

Dalam Neraka Vietnam -bagian-626
Tembakan gencar dari belasan orang itu dimaksudkan nya sebagai pengalihan perhatian tentara Amerika yang sudah terkepung itu. Perhatian mereka pasti sudah tertuju kepada tembakan.
Ke enam tentara yang melambung ke bahagian belakang pertahanan si Bungsu sudah mencapai tepi sungai. Di bawah tembakan kamuflase teman-temannya, mereka segera merangsek maju. Mereka segera tiba persis di bahagian belakang pertahanan tentara Amerika tersebut. Yaitu tempat di mana tadi si Bungsu menembakkan dua peluru howitzer. Tempat di mana dua tentara Vietnam yang datang dari barak membokong Roxy dan Thi Binh, tapi keduanya ditembak mati oleh Roxy. Sambil maju tentara Vietnam itu menghujani perlindungan tersebut dengan tembakan gencar.
Mereka pun sampai ke tempat howitzer itu ditembakkan dan menyebabkan dua batu besar seberat puluhan ton di atas perlindungan teman-teman mereka tadi runtuh. Namun mereka hanya menemukan dua buah tabung howitzer, sebuah senapan mesin dan dua buah senapan semi otomatis yang mirip dengan yang mereka pergunakan. Tak ada seorang pun di sana. Salah seorang di antara mereka segera memperhatikan jejak yang menuju ke sungai di belakang batu besar itu. Dia segera tahu, ada empat orang di sini tadinya. Kini ke empat mereka sudah meloloskan diri lewat sungai.
Dia lalu memberi isyarat kepada si kapten. Tembakan segera dihentikan. Dalam waktu singkat semua sisa tentara Vietnam itu sudah berkumpul di sana.
“Mereka belum sampai sepuluh menit meninggalkan tempat ini. Buru mereka…!” perintah si kapten.
Perintah itu tak perlu diulang sampai dua kali. Mereka segera berlarian menyusuri tebing sungai. Beberapa orang di antaranya masuk ke sungai itu, untuk melacak jejak. Dari jejak yang tertinggal menunjukkan bahwa ke empat orang Amerika itu, atau siapa pun mereka, memang menuju langsung ke arah hulu sungai dangkal berbatu ini. Jejak mereka jelas terlihat pada batu-batu besar yang mencuat di permukaan air. Si Bungsu memang mempergunakan kesempatan terkejutnya tentara Vietnam atas runtuhnya batu besar tersebut untuk meloloskan diri.
Semua senjata yang tinggal, kecuali senapan mesin ringan itu, sudah habis pelurunya. Senapan mesin ringan itu pun pelurunya hanya sekitar enam puluh buah, yang tersusun dalam bentuk rantai. Tadinya rantai peluru itu cukup panjang. Namun karena sudah dipakai terus, rantai peluru itu sudah demikian pendeknya. Tak sampai semeter. Jika ingin selamat dia harus menghindar cepat dari sana. Tentu saja dia ingin selamat. Paling tidak dia ingin memastikan Thi Binh, Roxy dan tentara Amerika lainnya itu lolos. Namun si Bungsu hanya menuruti alur sungai tersebut sekitar dua ratus meter.
Setelah itu dia masuk ke hutan. Kemudian bergerak cepat searah matahari terbit. Dia harus cepat menyusul MacMahon. Ketika pertama menyelidiki barak tentara tadi, dia memperkirakan jumlah tentara di sana sekitar 100 orang. Pasukan itu disebar pagi tadi untuk mengejar mereka ke berbagai arah. Namun hari sudah hampir sore. Kini pasukan yang mengejar itu tentu sudah dalam perjalanan pulang ke barak. Semua tentara yang kembali ke barak dipastikan akan ditugaskan memburu mereka. Ada perasaan tak sedap menjalar dalam hati si Bungsu saat menyelinap di hutan ke tempat di mana MacMahon bertahan.

Dalam Neraka Vietnam -bagian-627
Apa sebenarnya yang terjadi dengan kelompok Macmahon yang berjumlah enam orang itu?Ketika pertama kali si Bungsu,Duval,Thi Binh dan Roxy sampai di belakang barak,mereka melihat seregu tentara Vietnam menuju arah datangnya tembakan.Mereka di pastikan akan melintasi hutan tempat kolonel MacMahon menunggu dengan jebakannya.Si Bungsu mengatakan pada Duval agar menunggu regu yang berangkat itu masuk dulu kedalam jebakan MacMahon.
Kemudian baru mereka menyerang pasukan yang ada di barak.Masuk nya tentara yang memburu itu kedalam jebakan bisa ditandai dari suara tembakan yang pasti sampai ketempat mereka ini.Menjelang suara tembakan itu terdengar,si Bungsu menyelinap kedalam barak penyimpanan senjata.Mengambil dua buah howitzer,dua buah bren dan peluru secukupnya.Dan begitu suara tembakan terdengar sayup-sayup dari dari arah pertahanan MacMahon,mereka juga memulai serangan terhadap barak tersebut.
Salah seorang dari tentara baret hijau yang di tugaskan oleh Macmahon untuk mengambil posisi paling ujung dari jebakan yang di pasang,memberi isyarat dengan tiruan bunyi burung.Tentara Baret Hijau itu melihat dua orang tentara Vietnam berjalan dengan cepat menuju hutan tersebut,sekitar lima meter dari persembunyiannya.Sekitar sepuluh meter di belakang kedua tentara itu,yang nampaknya bertindak sebagai pemantau di bahagian depan,terlihat tiga tentara lagi dengan jarak tiga-tiga depa.
Dari cara mereka bergerak,tentara baret hijau itu tahu.Bahwa tentara Vietnam ini sedikitpun tidak tahu kalau buruan mereka ada di depan mereka.Hal itu di sebabkan perhatian mereka tertuju pada suara tembakan yang berasal dari barak,suara yang mereka dengar itu adalah pertempuran dengan pasukan yang duluan menyelamatkan diri,dengan Duc Thio sebagai penunjuk jalan.Kini tentara yang akan memberikan bantuan itu,masuk kedalam jebakan Macmahon.
Anggota Baret Hijau Amerika yang jadi pengintai di bahagian ujung jebakan itu,membiarkan tentara vietnam itu masuk sampai sepuluh depa di depannya.Dari tempat persembunyiannya dia menatap diam waktu tiga tentar vietnam berikutnya lewat,kemudian lima,kemudian tiga,lalu delapan,terakhir dua orang.Mereka bergerak dengan formasi berpencar.Jumlah semuanya dua puluh orang.Dua tentara paling depan lewat di dekat persembunyian kolonel MacMahon.
Kolonel ini juga membiarkan mereka lewat satu persatu.Begitu semua tentara vietnam itu berada dalam garis jebakan,kolonel Macmahon menembak tiga orang tentara yang ada dalam jarak bidiknya.Tiga tembakan beruntun itu sebagai isyarat pembuka serangan.Tiga tentara yang di tembak itu hanya dua yang mati,seorang lagi hanya kena bahunya.Dan tentara yang terluka itu masih sempat mencari tempat perlindungan.
Tembakan dari lima anggota kolonel macmahon itu termasuk Han Doi menghajar kedua puluh orang tentara Vietnam itu.Pertempuran itu boleh dikatakan cukup singkat.sebab jebakan yang mereka buat memang amat jitu.Kecil peluang bagi yang masukan jebakan untuk selamat.Namun dengan demikian,tentara vietnam itu masih bisa membuat tentara baret hijau yang memberi isyarat tadi mati dengan kepala tertembus peluru.
Dia satu-satunya yang mati di antara kelima anggota macmahon.Tetapi sebelum mati,tentara baret hijau ini juga masih sempat menembak mati tiga orang tentara Vietnam.Tak berapa lama setelah pertempuran usai,saat mereka menggali lobang untuk menguburkan tentara baret hijau itu,Kolonel Macmahon dan keempat anggota pasukan kecil nya itu mendengar dua suara ledakan beruntun.Ketika mereka menoleh kearah barak tentara Vietnam,jauh di bawah sana,mereka melihat lidah api dan asap menyemburat ke udara.
“Mereka berhasi menghancurkan gudang senjata itu…”ujar Kolonel MacMahon.
Ke empat anggotanya termasuk Han Doi hanya mendengarkan dengan diam,dan menatap asap yang membumbung dari pucuk belantara itu di kejauhan sana.Upacara pemakaman tentara baret hijau itu berlangsung dengan singkat.Tak ada lagi label yang terbuat dari plat almunium tipis,yang menerangkan nama tanggal lahir dan kesatuan si pemakai yang biasanya di kalungkan dengan rantai aluminium di setiap leher tentara yang di terjunkan ke medan perang.
Label itu telah disita tentara Vietnam begitu mereka di tangkap.Mereka,tentara amerika yang tertangkap di beri nomor dan kode khusus.Sebagai tawanan,mereka tak lagi bernama dan berpangkat.Mereka hanya sederatan nomor dan kode,yang bila tak di perlukan lagi dapat di hapus dari daftar.Hanya para komandan berpangkat kolonel keatas yang berada di wilayah tempat mereka di tawan,yang menyimpan daftar nama,pangkat,kesatuan dan tanggal lahir tawanan.

Tidak ada komentar: