Rabu, 06 November 2013

tikam samurai - Dalam Neraka Vietnam -bagian 537-538

Dalam Neraka Vietnam -bagian 537-538


di tempat tidur,mendengarkan siaran berita.Dalam Neraka Vietnam -bagian-537
“Namun ransel yang dibahu anda itu memiliki tanda-tanda khusus,yang hanya
diketahui sedikit orang.Dan ransel itu hanya dimiliki oleh para perwira Amerika
lulusan west point.Sungguh,ransel yang seperti Anda miliki itu memiliki nilai
yang amat pribadi bagi pemiliknya.Anda takkan menemukannya di pasar loak
di Da Nang maupun Saigon,yang kini sudah berganti nama menjadi Ho Chi
Minh,Perwira yang memberikan itu tentulah merasa amat berhutang budi
pada Anda.Sehingga dia memberikan benda yang amat bernilai amat pribadi
itu pada Anda…”gadis itu menghentikan uraiannya yang panjang lebar.
Kali ini si Bungsu tak dapat menyembunyikan rasa kagumnya pada kecerdasan
dan ketajaman penglihatan gadis tersebut.Namun kembali dia tak memberikan
komentar apapun.Dia melangkah kesisi pembaringan,meletakkan ransel itu
disana.Ketika gadis itu menutupkan pintu,si Bungsu menghenyakkan pantatnya
di tempat tidur.Membuka sepatu,membuka baju.Membuka ban karet yang
disisipi Samurai kecil di pergelangan tangan kanannya.Kemudian membuka ban
karet dilengan sebelah kiri nya.Samurai-samurai kecil itu dia letakkan di meja
kecil dalam ruangan tersebut.

Kemudian menghidupkan televisi.Menekan tombol pencari siaran.Hanya tiga
chanel yang ada siaran.Ketiganya siaran resmi Vietnam dalam bahasa Inggris,
Perancis,dan Vietnam.Dia memilih yang berbahasa Inggris.Dengan kaos singlet
dia membaringkan diri di tempat tidur,mendengarkan siaran berita.
Televisi menyiarkan,dalam perang yang baru saja berakhir serdadu Amerika
yang berhasil dibunuh tentara Vietnam berjumlah 123 ribu orang.Di kabarkan
pula,selain yang terbunuh,Amerika juga mengklaim 50 ribu tentaranya hilang
selama peperangan.Amerika menuduh Vietnam menahan dan menyiksa
tentaranya yang tertawan di ribuan tempat penahan yang terpencar di
berbagai belantara.
Si Bungsu teringat McKinlay.Seorang temannya yang berpangkat Kolonel,
Veteran Perang Vietnam,bercerita bahwa selama perang yang berakhir amat
memalukan bagi Amerika itu negara nya kehilangan 56 ribu serdadu karena
tewas.Sebanyak 18 ribu lainya hilang dan dinyatakan sebagai MIA(missing in
action).Dia tak tahu darimana pemerintahan Vietnam mendapatkan angka
tentara Amerika yang mati sebanyak 123 ribu,dan yang hilang 50 ribu orang
itu.Jelas itu angka propanganda.Ingin memberikan kesan kepada rakyat betapa
hebatnya tentara Vietnam.Sebab dalam berita itu tentara Vietnam yang gugur
hanya dikatakan 100 ribu lebih sedikit dari tentara Amerika.
Padahal menurut McKinlay,jumlah tentara Vietnam yang mati dalam
pertempuran selama lebih kurang 12 tahun itu tak kurang 500 ribu!usai
pembacaan berita,Presiden Vietnam Nguyen Huu Tho tampil menyampaikan
pesan agar sekitar 200 ribu bekas tentara Vietnam Selatan yang masih belum
menyerahkan diri segera melapor ke markas tentara-tentara terdekat.Batas
waktu untuk di proses dengan hukum militer hanya sampai akhir Juni
1975.Selewat batas itu,semua tentara yang tak menyerahkan diri akan
ditembak bila tertangkap.
Si Bungsu teringat keterangan Mc kinlay.Puluhan ribu tentara Vietnam Selatan
yang tak sempat keluar dari selatan saat vietnam jatuh,pada melepaskan
pakaian seragam dan mencampakkan bedil mereka.Sebagaian besar masuk ke
hutan,lari menuju perbatasan Kamboja atau Laos,berusaha untuk
menyeberang ke perbatasan.Takkan ada mahkamah Militer seperti yang
disbutkan presiden nguyen huu tho.Semua tentara yang menyerahkan diri
akan ditembak mati.McKinlay juga mengatakan kalau Nguyen Huu Tho ada
presidenketiga sejak kejatuhan Vietnam Selatan.Presiden pertama yang di
ambil sumpahnya sesaat setelah Saigon jatuh. pada 23 April,adalah Tramn Van
Houng.
Beberapa hari sebelumnya Presiden Nguyen Van Thieu lari terbirit-birit ke
Amerika.Tapi hanya beberapa hari duduk di kursi kepresidenan,Van Houng
dicopot militer,digantikan oleh Duong Van Minh.Orang ini pun hanya beberapa
hari memerintah.Masih bulan April itu juga,Nguyen Huu Tho naik ke pucuk
kekuasaan.Dialah yang kini sedang berbicara dalam siaran televisi nasional.
Mayat keenam tentara itu dikubur di ruang bawah tanah bar itu.Abang Ami
juga di kubur disana tapi ditempat yang berbeda.Mayat keenam tentara itu
disiram dengan sianida,sehingga menjadi hancur.Sementara kedua gadis
pelayan bar disuruh pulang,mereka tak perlu dicurigai akan membocorkan
rahasia.Sebab keduanya juga bahagian dari jaringan mata-mata Amerika.Yang
direkrut jauh sebelum Amerika angkat kaki dari Vietnam.Penjelasan itu di
dapat si Bungsu dari penuturan Ami,tatkala mereka ngobrol diruang
tengah,usai makan malam.
Peristiwa tadi siang nampaknya tak terlalu mengguncang Ami dan Abangnya
yang masih hidup.Sebagai orang yang dengan sadar memilih dunia Spioanase
sebagai pekerjaan,pembunuhan atau teror sudah menjadi bagian kehidupan
mereka selama bertahun-tahun.
“Kini jelaskan kenapa anda sampai tersesat ke Neraka yang masih menggelegak
ini,Bungsu..”ujar Ami Florence sambil menghirup kopi panas.
“Pernah mendengar nama RR?”tanya si Bungsu.
“Roxy Rogers.Anak gadis milyader Alfonso Rogers,blasteran inggris-spanyol.Ikut
keVietnam dengan divisi kesehatan.Tahun 1973 dengan dua petugas kesehatan
lainnya di nyatakan sebagai personil missing in action,hilang saat bertugas.Saat
itu satuannya sedang merawat tentara dan penduduk yang terluka disebuah
desa dekat pantai,di Teluk Tonkin,tak jauh dari kota Ha Tinh.Ayah nya sudah
mengeluarkan uang jutaan dollar,membayar tiga tim ekspedisi untuk mencari
anaknya.Namun jejak gadis itu hilang,tak berbekas..”papar Ami,sambil
menatap lelaki didepannya,kemudian menyambung.
“Kedatangan Anda ke Neraka ini untuk mencarinya..?”
“Ya….”
“Anda tentu dibayar mahal milyader Rogers..”
“Seperti itulah…”
“Maksudnya?”
“Saya diberi dana tak terbatas sampai berhasil menemukan anak tersebut…”
“Saat anda berada di belantara sana,karena amat besar kemungkinan
disanalah gadis itu dan teman-temannya disekap,uang menjadi tak ada
arti.Orang tak bisa keluar untuk membelanjakannya….”
“Jika uang tak berarti,apa yang diperlukan untuk membebaskan para
tawanan?”
“Penciuman dan penglihatan setajam harimau afrika,naluri seperti ular
cobra,kegigihan seperti tentara Vietkong,kemampuan membela diri dan
ketangguhan seperti gajah luka…!”
“Demikian tangguh nya tentara Vietkong?”
Ami tak segera menjawab tapi mengirup kopinya,kemudian menatap lurus-lurus
ke mata lelaki asing yang telah menyelamatkan nyawa dan kehormatannya itu.
“Jawaban nya bisa beragam.Pertama,secara kesatuan mereka memang tangguh
buktinya ribuan tentara amerika dipaksa angkat kaki,meninggalkan perangkat
perang berserakan dimana-mana,dan akibat yang tak bisa ditaksir dengan
uang adalah rasa malu..Kekalahan ini adalah malu yang takkan bisa dikikis di
wajah sejarah Amerika selama dunia berkembang..”Ami berhenti sesaat.
“Kedua,ketangguhan mereka tidak hanya dari ideologi dan militer,tetapi juga
tak mau menerima suap dari musuh.Cukup banyak tentara Vietkong mulai dari
prajurit sampai Jenderal yang korup,begitu juga pejabat sipil.Namun mereka
takkan begitu saja menerima uang,berapun besarnya,jika datangnya dari
amerika.Apalagi tujuannya untuk membebaskan tawanan perang…..”Gadis itu
kembali berhenti dan menghirup kopinya.Kemudian melanjutkan.
“Setahu saya,Rogers paling tidak sudah tiga kali mengadakan kontak tak resmi
dengan pejabat Vietkong.Memohon anaknya dicari dan dibebaskan. untuk itu
dia sanggup membayar sangat tinggi.Tapi sudah dua tahun berlalu,anak itu
tetap hilang tak berbekas….”Ami menyudahi penuturannya.Meletakkan cangkir
kopi dimeja.Menarik nafas dan menatap pada si Bungsu.

Dalam Neraka Vietnam -bagian- 538
sibungsu“Terimakasih penjelasan Anda. Sebenarnya saya masih ingin mendengar tentang Kota Ha Tinh di Teluk Tonkin itu, namun saya sudah mengantuk. Saya berharap besok Anda bersedia melanjutkan cerita….”
“Siapa yang menyurah Anda mengontak saya?” potong Ami.
Si Bungsu terdiam beberapa saat, menatap gadis itu nanap-nanap.
“Seorang yang bernama McKinlay….” ujarnya mem buka rahasia.
“Jhon McKinlay. Dua kali terjun ke medan perang Vietnam. Kali pertama tahun 1965 bertugas di Da Nang, semasa masih berpangkat kapten. Tahun 1967 ditarik karena cedera berat setelah kompi yang dia pimpin remuk redam digasak Vietkong di pegunungan perbatasan Laos. Namun dia juga berhasil menggasak batalyon Vietkong yang menyerangnya. Pangkatnya naik menjadi mayor.
Tahun ’70 diterjunkan lagi ke Saigon, dengan pengalaman perangnya dia memenangkan berbagai pertempuran melawan Vietkong. Dia kehilangan kaki kanannya dalam pertempuran di Hamburger Hill. Tahun 1972 dia ditarik ke Pentagon, menjadi perwira perencanaan taktik dan strategi pertempuran hutan di Mabes Angkatan Bersenjata Amerika itu. Pangkatnya naik menjadi kolonel….”
“Otak Anda seperti kamus….” ujar si Bungsu.
“Terimakasih, itu pujian kesekian ribu yang pernah saya dengar diucapkan orang untuk otak saya. Tapi apa hubungannya McKinlay dengan Rogers?”
“Tidak tercatat dalam kamus Anda?” tanya si Bungsu.
Ami tersenyum, menatap si Bungsu dan menggeleng.
“Jika kasusnya tidak terjadi di sini, tak kan masuk dalam memori saya….”
“Anda sedikit salah. Hubungan antara McKinlay dengan Rogers justru terjadi di sini….”
“Maksudmu, McKinlay berpacaran dengan Roxy Rogers?” potong Ami Florence.
“Bukan McKinlay, melainkan anaknya, McKinlay Junior. Dia dosen matematika di Universitas Los Angeles. Mereka bertunangan di sini, saat sama-sama bertugas ke Vietnam ini….”
Itu hal baru bagi Ami. Bahwa Roxy Rogers adalah tunangan McKinlay Jr.
“Hei, saya mengenal negerimu, saya sudah dua kali ke sana, tepatnya ke Bali. Kedatangan saya yang pertama sepuluh tahun yang lalu.
Dua hari saya di Bali, Partai Komunis melakukan kudeta di Jakarta. Saya hampir tak bisa pulang. Kedatangan saya yang kedua tahun 1970, Bali itu sungguh indah,engkau berasal dari sana?”
“Dari Indonesia, bukan Bali. Tepatnya dari Sumatera Barat….”
“Wow! Saya pernah ke sana. Sungguh, saya pernah. Ibukotanya Bukittinggi yang ada grand canyon bukan? Wow, itu negeri yang indah, terletak di pegunungan. Saya ke sana tahun 70, dari Jakarta naik pesawat terbang ke Padang….”
“Ibukota provinsi adalah Padang, bukan Bukittinggi….”
“Oh ya? Tak apalah. Tapi saya terpikat dengan kota mungil itu. Saya menginap semalam di sana. Esoknya kembali ke Padang, naik pesawat ke Medan, terus ke Singapura dan kembali kemari lewat Taiwan. Malamnya saya sempat makan jagung bakar yang dijual dekat jam besar tinggi dengan huruf-huruf Romawi itu….”
Si Bungsu menatap gadis itu bercerita dengan diam.
“Di sana Anda lahir, Bungsu?” tanya Ami setelah beberapa saat mereka sama-sama terdiam.
“Tidak, tapi di sebuah dusun kecil sekitar 70 kilometer dari kota tersebut….”
“Lalu Anda datang untuk mencari Roxy Rogers. Ke mana gadis itu akan dicari?”
“Barangkali Anda punya saran?”
Ami menggeleng.
“Jika dia benar-benar diculik, maka harapan untuk mengetahui dimana tempat dia disekap amat sulit. Ada ratusan tentara Amerika yang dinyatakan hilang dalam bertugas. Seharusnya, dengan jumlah tawanan sebanyak itu, akan mudah dideteksi. Tetapi kenyataannya jejak mereka seperti lenyap ditelan kegelapan. Tak berbekas sama sekali…”
“Apakah mereka dibunuh?”
“Sebahagian, ya. Sebahagian dipelihara agar tetap hidup. Sebab suatu saat kelak para tahanan itu akan menjadi barang yang amat berharga untuk menekan Amerika dalam perundingan….”
“Bagaimana kalau…” si Bungsu tak melanjutkan ucapan nya.
“Maksud Anda, kalau dua atau tiga orang tentara Vietkong ditangkap, lalu disiksa agar mau membuka suara?”
Si Bungsu kembali terpana pada ketajaman fikiran gadis di depannya ini, yang bisa membaca jalan pikirannya. Dia mengangguk.

Tidak ada komentar: