Rabu, 06 November 2013

tikam samurai - Dalam Neraka Vietnam -bagian 560-561

Dalam Neraka Vietnam -bagian 560-561


USS AlamoDalam Neraka Vietnam -bagian-560-561
“Kau lihat sesuatu di dekat kepingan kayu itu?”ujar nakhoda di salah satu
kapal patroli,yang merasa cahaya lampu sorotnya sebentar ini seolah-olah
menangkap suatu bayangan.
“Tidak….”jawab tentara di samping si Komandan.
“Arahkan lagi sorot lampu ke sana…”
Lampu lalu disorotkan kearah kepingan papan yang di maksud si
Komandan.Tak ada apapun,kecuali gelombang bergulung akibat ombak
besar.Padahal yang dilihat si Komandan tadi memang kepala si
Bungsu.Untungnya sorot lampu cepat berpindah,dan saat itu kepalannya
tinggal sebahagian kecil yang diatas permukaan air.Sebab saat itu dia memang
tengah berusaha menyelam dengan cepat.
Si Bungsu justru menuju ke kapal si Kapten yang seolah-olah melihat ‘sesuatu’
itu.Dia langsung menuju kebawah perut kapal.Berusaha mencari sesuatu di
sana, untuk menambatkan tali nilonnya,agar dia bisa ikut bergelantungan
disaat kapal itu bertolak.
Tempat gantungan yang dia cari itu akhirnya ditemukannya di bahagian depan
kapal.Di bawah lunas,sekitar dua puluh sentimeter dari permukaan air,ada
sebuah gelang-gelang besi besar,yang biasanya di pergunakan bila kapal naik
dok.Agar mudah memperbaiki bahagian perut kapal,cangkok besi dari
penderek di kaitkan ke gelang-gelang itu bahagian depan kapal.
Lalu kapal itu di gerek,sehingga bahagian haluannya naik dalam ukuran yang di
perlukan,dengan mudah tukang bisa bekerja memperbaiki bahagian perut
kapal yang bocor atau keropos.Ke sanalah si BUngsu mengikatkan tali
nilonnya,untuk tempat dia bergantung.Tubuhnya sendiri menelentang rapat ke
perut kapal.
Saat kapal berlayar dengan kecepatan tinggi,tubuhnya tidak begitu mendapat
takanan arus air.Dengan cara begitulah dia ‘menompang’pada kapal tersebut
menuju pantai Vietnam,yang jaraknya masih puluhan mil dari tempatnya
berada.
Dia berharap isi tabung gas di punggungnya masih tersedia dalam juumlah
yang cukup,menjelang kapal patroli ini sampai ke pelabuhan.Jika kapal itu
berputar-putar dulu di laut,merondai wilayah Laut Cina Selatan yang luas
itu,habislah dia.
Gugusan kapal patroli Vietnam yang lima buah itu pun akhirnya meninggalkan
perairan tersebut,setelah tak satupun awak dari kapal yang meledak itu bisa
mereka selamatkan.Di perut kapal,di dalam air,si Bungsu melihat jam
tangannya.Hari sudah menunjukan pukul 05.00 subuh.Dia berharap kapal itu
menuju pelabuhan.
Namun ketika dia melihat ke jam di tangan kirinya itu,dia teringat pada Ami
Florence.Jam yang di pakai ini adalah pemberian gadis itu,beberapa saat
sebelum keberangkatan mereka dengan Boat karet malam tadi.Ami yang
memasangkan jam itu ke tangannya,sembari memberi penjelasan bahwa jam
itu memiliki beberapa fungsi,selain sebagai petunjuk waktu.
Pada jam itu ada kompas,ada pisau kecil yang amat tajam yang bila sebuah
tombol kecil ditekan akan keluar seperti sayap di bahagian sisi tengah
jam.Kemudian ada kawat baja halus bergulung sepanjang satu meter.Lalu ada
pemancar super mini.
Bila suatu saat engkau menghadapi masalah,tombol kecil ini merupakan kunci
untuk mempergunakan semua fasilitas yang ada pada jam khusus ini.Bila
tombol ini di tekan sekali,yang keluar ada pisau kecil,di tekan dua kali akan
keluar kawat baja.Jika suatu saat engkau tersesat,mungkin di laut,di hutan
atau di gurun,maka untuk memfungsikan Kompas maka tekan tiga kali.Engkau
akan tahu mana Barat,timur,selatan,utara.Jika engkau menekan empat kali
sinyal akan dikirim ke pusat-pusat radar tentara Amerika,yang menunjukan di
mana posisimu.Dan bila engkau menekan tombol yang satu lagi ini dengan
sistem morse,maka engkau bisa mengirim berita singkat yang kau perlukan ke
pusat radar pasukan Amerika...”papar Ami malam tadi.
Si BUngsu menarik nafas.Dia menekan tombol kecil merah di bahagian kiri jam
itu tiga kali.Plat jam itu berubah menjadi hitam.Kemudian ada empat titik
berwarna putih menyala,dengan pangkal huruf-huruf yang menunjukan utara
(N)barat(W)selatan(S)dan Timur(E).Kemudian ada sebuah panah kecil.Dari arah
yang di tunjuk panah kecil itu,dia segera tahu,kapal ini sedang menuju arah
barat.
Alhamdulillah,mereka menuju ke pantai…”bisik hati si Bungsu,sambil menekan
tombol itu sekali agak lama.
Plat jam tangan itu kembali normal,menampilkan jam tangan biasa.Namun
beberapa saat kemudian,dia segera teringat kembali pada tombol jam di
tangan nya itu.sehingga Ami mengetahui bahwa dia masih hidup?.
Untuk apa dia beritahu?setelah lama bergulat dengan pikirannya,dia
mengalah.Betapun dia tahu,Ami pasti tengah merisaukannya,entah hidup atau
mati,dengan berpikiran demikian dia menekan tombol di sisi jam itu empat
kalu.
“Lihat,ada isyarat dari salah satu kapal patroli Vietnam itu…!”seru perwira
navigasi di USS Alamo,yang masih mengamati gerak kapal-kapal Vietnam
itu.Kendati mereka sudah amat jauh dari posisi di mana tadi mereka
menaikkan Le Duan dan Ami Florence.
Kapal itu tengah berlayar menuju Pulau Busu-Angsa,pulau terbesar dari
gugusan kepulauan Kalamian,Filipina.Kepulauan itu persis terletak di atas
pulau Palawan dan di bawah pulau Mindoro,keduanya pulau-pulau dalam
wilayah Filipina.Semua yang masih hadir di ruang komando kapal perang besar
itu segera mengerubungi layar radar.Dan paling merasa tegang adalah Ami
Florence.
“Bungsu!Itu isyarat dari tangan si Bungsu….”ujar gadis itu,yang segera saja tak
mampu membendung air mata haru dan bahagianya,mengetahui bahwa
pemuda Indonesia itu masih hidup.
“Dia mengirimkan isyarat…..”ujar perwira navigasi,tatkala melihat titik di layar
radar itu berkedip-kedip.
Semua membelalakkan mata ke titik kecil di layar radar,yang secara pasti
nampak bergerak kearah barat.Perwira Navigasi mengeja isyarat morse yang di
pancarkan dari jam tangan si Bungsu.
“Saya,..selamat.Di bawah perut kapal….Le,ingat pesanku…Jaga Ami baik-
baik.Saya akan membunuhmu kalau kau tidak menjaganya.Hormat saya untuk
Laksamana dan awak kapal USS Alamo…”
Semua awak kapal bertepuk tangan dan menyalami komandan
mereka.Sementara Ami memeluk Abangnya,menangis terisak-isak saking
bahagia mendengar pesan untuk dirinya itu.
“Dia bukan manusia.Kalau bukan malaikat yan hantu.Hanya itu yang bisa
selamat dari bahaya seperti yang dia hadapi sekarang ini…”gerutu nakhoda
Alamo dalam nada amat takjub.
Ucapan itu di sambut tawa awak kapal yang tetap saja membelalakkan mata
menatap titik kecil di layar radar,yang masih saja bergerak kearah barat
itu.Mereka memang tidak bisa membalas pesan itu,karena jam tangan si
Bungsu tak di lengkapi terminal penerima.
Beberapa saat setelah sinyalnya di baca oleh awak USS Alamo,si Bungsu
mengirimkan sinyal penutup.
“Saya akan mematikan sinyal ini.Salam…”
Dan di layar radar yang kelihatan hanya tinggal titik yang berasal dari kapal
patroli Vietnam itu.Sementara titik yang berasal dari sinyal jam tangan itu
lenyap dari layar radar.
“Ayo,kita istirahat…”ujar Le Duan kepada Ami.
“Ya,saya rasa kalian harus istirahat,nanti sesampai di Philipina,akan kita atur
perjalanan kalian selanjutnya….”ujar Nakhoda USS Alamo kepada dua adik
beradik itu.
Desa kecil berpenduduk sekitar dua ratus orang itu tak tercatat Dalam
peta.Desa itu terletak jauh di pinggir wilayah Khe Sanh.Berada di salah satu
wilayah Vietnam selatan yang memiliki belantara dahsyat.Perang Vietnam
Selatan di bantu Amerika melawan Vietnam Utara telah merubah setiap
jengkal bumi Vietnam Selatan menjadi kancah peperangan paling dahsyat di
dunia.Beberapa wilayah diantaranya merupakan tempat yang menjadi Neraka
pertempuran paling dahsyat,yang pernah di kenal umat manusia.
Yang paling terkenal diantara wilayah-wilayah yang menjadi Neraka
pertempuran itu yan menyebabkan ribuan tentara Amerika,Vietsel dan
Vietkong tercabut nyawanya adalah bukit yang di beri kode Bukit 937.Namun
seusai pertempuran dahsyat pada bulan mei 1969,bukit itu di kenal dunia
sebagai’Hamburger Hill‘,bukit Daging Cincang.
Pada mei 1994,di bukit yang direbut Vietkong ini,tatkala Amerika menerjunkan
pasukan Divisi Udara ke 101 untuk merebut kembali tempat strategis
tersebut,terjadi kecamuk perang selama 11 hari 11 malam.Kedua belah pihak
hanya ber istirahat saat mengisi mesiu di bedil mereka yang sudah
ditembakkan.
Dalam Kecamuk yang dahsyat itu,dan perang ini merupakan perang terbesar
paling akhir bagi tentara Amerika di Vietnam.Sebanyak 44 tentara Amerika
tewas,29 0rang lainya luka-luka.Tidak ada dokumen yang mencatat berapa
tentara Vietkong yang mati dan luka-luka.Namun paling tidak lima atau enam
kali lebih banyak dari yang diderita Amerika.
Neraka lainnya dalam perang Vietnam adalah medan tempur Dak To di
bahagian utara Vietnam Selatan.Pertempuran disanan terjadi sebelum
pembantaian hamburger hill.,yaitu bulan november 1967.Pasukan Vietkong
menyerbu untuk merebut beberapa daerah yang diduduki pasukan istimewa
amerika.Jika berhasil di rebut,jalan ini akan digunakan sebagai jalur ofensif
vietkong ke seluruh wilayah selatan.
Pasukan istimewa Amerika,yang kewalahan oleh tekanan serangan belasan
ribu tentara Vietkong,mendapat bantuan dari Divisi IV dan Brigade ke
173.Ketika akhirnya Amerika berhasil mematahkan serangan itu,sekaligus
mengakhiri Neraka yang mengerikan tersebut,Vietkong meninggalkan 1.639
mayat tentaranya,sementara tentara Amerika tercatat 289 orang.
Neraka yang lain adalah Cen Thien.Sebelum menusuk Dak To pada November
1967 artileri Vietkong membombardir Cen Thien.Wilayah di kuasai marinir
Amerika,dengan gempuran yang dahsyat setiap hari selama september dan
Oktober tahun yang sama.Puluhan ribu roket di muntahkan untuk memporak-
porandakan pertahanan Amerika.
Tujuan Vietkong merebut CenThien adalah untuk mengancam posisi Amerika
di sebelah timur,sepanjang pantai Vietnam Selatan.Ketika bombar-demen
selesai,kendati Cen Thien dapat di pertahankan,namun Amerika kehilangan
196 marinir,yang tewas dan 1971 lainnya luka-luka.
Vietkong jelas tak kehilangan pasukan,sebab itu memang bukan perang frontal
di mana pasukan berhadapan dengan pasukan,individu melawan individu.Tapi
Vietkong mengirmkan’tentara’berbentuk roket dari jarak puluhan kilo meter.
Neraka lainnya adalah Lembah La Drang.Lembah yang terletak di dataran tinggi
tengah ini berbatasab dengan Kamboja.Wilayah ini yang menjadi basis
pasukan Vietnam Selatan dari kesatuan Pleimei Special Forces,digenpur habis-
habisan itu,Ameika menerjunkan Divisi Kavaleri Udara I,yang bary sebulan tiba
di Vietnam.
Sebenarnya divisi yang mayoritas beranggota generasi muda Amerika ini,belum
berpengalaman menghadapi Perang Vietnam yang ganas.Tapi komando
Amerika inigin mencoba pasukan yang punya mobilitas tinggi itu.tentara
Vietkong memang dapat di halau ke perbatasan Kamboja.Korban Neraka ini
adalah tewas 1.500 Vietkong dan 217 tentara Amerika.Amerika masih mencata
232 korban luka-luka.
Terakhir adalah Neraka Khe Sanh.Korban disini sebenarnya lebih besar dari
hamburger hill yang terkenal keseluruh dunia itu.Gempuran sporadis Vietkong
terhadap Khe Sanh yang dikuasai Vietsel dan Amerika,sebenarnya sudah di
lakukan mulai tahun1966 dengan menghujani wilayah itu dengan roket artileri.
Pada Tahun 1968,tiba-tiba Vietkong melipat gandakan serangannya.Tak kurang
dar 77 hari hujan mortir dan roket artileri merancah setiap jengkal wilayah Khe
Sanh,yang di pertahankan marinir Amerika.Inilah gempuran arteleri Vietkong
yang dicatat paling dahsyat dalam pertempuran Amerika-Vietnam Utara.
Akhirnya tentara Amerika tidak hanya berhasil mempertahankan Khe sanh.dengan bantuan angkatan udaranya sekaligus mereka juga berhasil menyerang balik.Namun demikian,inilah pertempuran paling berdarah begi kedua belah pihak.Jika di Hamburger Hill tentara Amerika yang tewas ‘hanya’44 orang,di Khe Sanh ini mereka harus kehilangan 300 tentara.Sementara Vietkong kehilangan 1.500 tentara.Bayangkan dahsyat nya.
Kini setelah Vietnam di kuasai Utara.Khe Sanh ternyata tidak hanya
meninggalkan bekas gempuran yang dahsyat.Bagi Vietnam Utara wilayah itu
konon di jadikan tempat rahasia,untuk menyembunyikan sebahagian tentara
Amerika yang di nyatakan hilang dalam pertempuran.
Pagi itu,sebuah mobil terseok-seok memasuki sebuah desa kecil yang jauh di
luar kota Khe Sanh,yang masih diselimuti kabut yang merayap dari belantara
gelap di sekitarnya.Ketika truk itu berhenti,asap putih tebal mengepul dari
radiatornya,kemudian menyemburat keluar melalui kap depan diiringi suara
mendesis yang keras.Sopirnya,seorang lelaki separoh baya berjambang
kasar,menghambur turun.Dari mulutnya menyembur sumpah serapah.
“Hei turun semua,ini ujung perjalanan kalian..!”hardiknya kearah bak belakang.
Dari bak belakang truk reot itu kemudian turun empat lelaki dan dua
perempuan.Di sebelah barat kampung tersebut menjulang bukit-bukit batu
terjal,namun berhutan lebat.Bahagian lainnya,utara,selatan dan timur di
kepung oleh belantara perawan.Khusus bahagian utara,belantaranya
dilengkapi dengan rawa yang seolah-olah tak bertepi.
Berbagai reptil berbahaya seperti ular,kalajengking dan buaya siap membunuh
apa saja makhluk bernyawa yang masuk ke rawa tersebut.Belum lagi pasir
apung yang bentuk dan letaknya sulit di deteksi,namun apapun yang
terperosok kepermukaannya akan di lulur dan lenyap tak berbekas.

Tidak ada komentar: