Selasa, 05 November 2013

tikam samurai - Ke Dallas Menuntut Balas -bagian 509-510

Ke Dallas Menuntut Balas -bagian- 509-510


Ke Dallas Menuntut Balas -bagian- 509-510
sebuah kursi batu,pohon cemara
Matahari hampir terbenam di Taman cemara.Tadi masih banyak anak-anak
yang bermain disana.Kini sudah pada pulang,di bimbing oleh para orang tua
mereka.Taman itu kembali sepi.Lampu-lampu taman yang aneka warna sudah
kembali menyala.membiaskan cahayanya yang Indah kededaunan dan padang
rumput sekitarnya.Selebihnya sepi.
Hanya ada dua manusia disana,Yang satu duduk di sebuah kursi
batu.menyandarkan tubuhnya kepohon cemara yang tumbuh dekat kursi batu
itu.Sejak tadi dia diam mematung.Tak tahu apakah dia tidur atau melamun.
Yang seorang lagi duduk sekitar dua puluh meter dari yang pertama.terkadang
tegak,menatap kearah yang pertama yang tak lain dari pada si Bungsu.lalu
berjalan mondar-mandir.Mengitari si Bungsu dalam radius dua puluh atau tiga
puluh meter.melihat kalau-kalau ada orang lain atau hal-hal yang
mencurigakan disekitar taman itu.Terkadang dia duduk di rumput disebelah
utara si Bungsu.Bosan duduk disana,dia pendah keselatan dengan memutari si
Bungsu dalam jarak tiga puluh meter.lalu di sebelah selatan.
Dia adalah si Elang
Merah,ponakan yoshua.Yang ditugaskan untuk menjaga si Bungsu,kesetian
orang-orang keturunan indian itu dalam persahabatan amatlah kentalnya.
Dan disaat sepi itulah Angela sampai di taman itu.Dia turun dari mobil yang
dihentikan sejauh lima puluh meter dari tempat si Bungsu.Dia tatap lelaki dari
Indonesia itu,yang dari tempatnya seperti bayang-bayang samar di bawah
cahaya lampu yang teram-temaram.Lelaki itu menatap ke atas langit sembari
menyandarkan kepalanya ke pohon.
Samar-samar,si Bungsu mendengar seseorang memanggilnya.kepalanya masih
menengadah,namun matanya terpejam.Dia buka matanya,kemudian kembali
mendengar suara memanggil namanya.Dia segera kenal suara itu.Suara Angela
Letnan polisi Kota Dallas.Gadis Amerika yang cantik,yang sangat mengasihinya.
“Engkau itu Angela?”tanyanya pelan sekali seperti berbisik.Namun Angela
mendengarnya.Dan menjawab”Ya…”.
Si Bungsu tak bereaksi.Kepalanya tetap tengadah dengan tubuh separoh
bersandar kepohon cemara di belakangnya.
“Aku ingin sendiri,Angela…”
Sepi.
Angela tegak disana.
“Kami khawatir tentang dirimu,Bungsu…”
“Aku ingin sendiri….”
Sepi.Angela menarik nafas.
“Baik,aku akan pulang.Kau akan disini sepanjang malam…?”
“Aku akan menunggumu di rumah,Bungsu…”
“Sebaiknya kau jangan pergi Angela..”
“Tapi…”
“Maaf aku tak bermaksud menyuruhmu pergi….”si Bungsu berkata
perlahan,menyesali ucapannya tadi.
Perlahan Angela mendekat.Angela duduk dan menggenggam tangan si Bungsu.
Mencium dengan lembut jari-jari tangan lelaki itu.Si Bungsu memeluk bahu
Angela.
“Angela…”
“Ya..?”
“Aku ingin pergi dari sini..”
“Kemanapun engkau akan pergi,maukah kau membawa aku?”
Sepi.
Si Bungsu seperti tak mendengar ucapan si Bungsu angela terakhir.Namun
gadis itu tidak merasa tersinggung.
“Kita pulang?”ujar Angela perlahan.
“Pulang..?”
“Ya…”
“Aku tak punya rumah dimanapun.Kemana aku harus menyebutkan diriku
pulang,Angela?”
Angela merasakan kegetiran dalam ucapan anak Indonesia ini.
“Kita ke rumah Yoshua..”
“Yoshua…?”
“Ya,kau tak lupakan padanya bukan?”
“Ya.Indian itu..?”
“Ya.Indian itu!”
“Aku ingat.Indian yang baik hati itu…”
“Kita pulang kerumahnya?”
“Tidak.Bawalah aku dari sini,ke suatu tempat dimana aku tidak mengingat
masa laluku..”
Angela jadi luluh.Di raihnya wajah si Bungsu dengan kedua tangannya.Di cium
nya wajah anak muda itu dengan lembut.seorang lelaki,betapa kukuh dan
teguhnya,namun dia tetap saja seorang manusia.Ada saat dimana seseorang
manusia tegar terhadap hempasan badai cobaan hidup yang dahsyat.
Namun ada pula saat-saat dimana dia akhirnya kembali ke fitrahnya yang
hakiki,yaitu sebagai manusia!Tak ada manusia yang hati maupun jantungnya
terbuat dari baja.Kini si Bungsu mengalami saat-saat yang manusiawi itu.Dia
sangat terguncang.Jika dia mau,banyak perempuan yang bisa dia jadikan istri.
Namun khusus tentang Michiko,kekasih yang ternyata kawin dengan lelaki dari
Texas itu,benar-benar meluluhkan hatinya.Mereka berkenalan dengan jalan
yang amat pelik,jatuh cinta juga dengan cara yang ruwet.Masing-masing pada
mulanya memendam dendam turunan yang berlumuran darah.
Angela membawa si Bungsu pergi dari taman itu.Dengan mobil yang di kendarai oleh Pipa Panjang,mereka menuju ke kota.Di depan sederet flat Angela menyuruh Pipa Panjang menhentikan mobil.Lewat kaca di memperhatikan keadaan jalan raya di depannya.
Memperhatikan situasi disekitar tempat mereka berhenti.Mereka harus hati-hati.Permusuhan mereka dengan klu klux klan pasti belum dianggap selesai oleh organisasi tersebut.Dia turun sendirian,meninggalkan si Bungsu di mobil. Pipa Panjang yang menyimpanpistol di balik bajunya,tak mau membiarkan gadis itu sendiri.
Dia ikut turun,dalam jarak yang tak mencurigakan dia tetap mengikuti dan mengawasi gadis itu masuk kebagian bawah flat tersebut.sebuah gedung tua namun terawat dengan baik.Bicara beberapa saat dengan petugas di bawah.Kemudian dia kembali kemobil.
“Kita turun dan menginp disini..”katanya pada si Bungsu.
Si Bungsu turun dan mengikuti Angela.Dipintu dia bertemu Pipa Panjang yang tetap mengawasi mereka.
“Pulanglah,sampaikan pada yoshua dan Elizabeth,bahwa kami menginap disini.Sampaikan terimakasih kami…”kata Angela.
Pipa panjang mengangguk.Dia menyuruh Elang Merah untuk kembali kerumah, memberi tahu Yoshua.
“Saya akan tetap disini,menjaga mereka..”ujar pipa Panjang.
Elang Merah mengangguk dan menjalankan mobilnya.Angela si Bungsu ke tingkat empat.Memasuki sebuah kamar yang bersih menghadap kejalan raya yang tadi mereka lewati.Angela membuka kain-kain jendela,dan dari bangunan bertingkat di seberang kanan apartemen itu membias cahaya lampu.
Kemudian Angela membuka buku telepon.Lalu memesan makan malam.Dari restoran yang terletak dua blok dari apartemen mereka.Tapi pemilik restoran itu ternyata tak punya petugas mengantarkan pesanan tersebut.Angela terpaksa harus menjemputnya sendiri.dilihatnya si Bungsu tegak dekat jendela menatap keluar.
“Saya akan pergi mengambil makanan,kerestoran yang hanya dua blok dari sini..”katanya.
Si Bungsu menoleh.kemudian mengangguk.Angela keluar dari kamar tersebut. Dan terkejut mendapatkan pipa Panjang berdiri sekitar dua bilik dari kamar mereka.
“Pipa Panjang?”
“Ya,Mam…”
“Anda tak pulang?”
“Elang Merah yang pulang mam..”
Angela jadi terharu atas kesetiaan orang-orang Indian ini.Setia kawan yang luar biasa.Padahal mereka,dia dan si Bungsu serta orang-orang Indian ini, merupakan tiga puak suku yang berbeda dan tak punya kaitan apa-apa.
Tapi lihatlah rasa setia kawan yang mereka tunjukkan.Sesuatu yang mungkin tak tersua dari orang-orang kulit putih.
“Saya akan menggambil makan malam dari restoran yang berada dua blok dari sini,dapatkah anda menggantikan saya kesana?”
“Tentu,mam.Tentu!dengan senang hati saya akan membantu apa saja yang anda atau Bungsu kehendaki…”
“Terimakasih.Anda bisa memesan sekalian makan malam untuk anda…”
A
ngela menyerahkan uang kepada Pipa Panjang.indian itu segera turun,namun separoh jalan dia berhenti,menoleh pada Angela.
“Mam,saya yakin anda tahu mengapa saya ada disini.Orang-orang dari klu klux klan itu takkan berdiam diri..”
“Saya tahu,Pipa Panjang..”
“Saya yakin anda akan waspada,mam..”
“Tentu,Pipa Panjang..”
Dan Pipa Panjang pun segera turun.Berjalan ke blok dimana reestoran seperti disebutkan Angela berada.Angela sendiri segera memesan sebuah kamar yang terdapa t diseberang kamar mereka untuk Pipa Panjang.Tak lama kemudian Pipa Panjang datang membawa makanan.Lalu mereka makan bersama di kamar itu.Ketika Indian itu akan keluar,Angela mengatakan kalau dia telah memesan kamar diseberang untuknya.
Pipa Panjang pertama keberatan,namun setelah didesak akhirnya dia menerima.Dia lalu pergi kekamar sebelah.Si Bungsu kembali dilihat Angela menghadap jendela.Menatap keluar,kemalam yang gelap.Didekatnya lelaki itu, memeluknya dari belakang.Dan menyandarkan kepalanya kebahu si bungsu yang bidang.
“Rasanya aku kenal dengan gedung didepan sana..”kata si Bungsu perlahan.
Lewat bahu si Bungsu,Angela melihat gedung yang berada di depan gedung yang mereka tempati.
“itu adalah gedung tua,yang lantai dua dan tiga nya dipakai untuk pustaka..”
“Ya,saya ingat sekarang,pustaka.Saya sudah pernah kesana,membaca beberapa buku tentang organisasi ku klux klan …”kata si Bungsu.
“Ya,itu adalah satu dari beberapa pustaka yang ada dikota ini,pustaka itu sudah akan ditutup.Akan dipindahkan ketempat yang baru…”
“Angela..”
“Ya…”
“Saya ingin kesuatu tempat,misalnya menonton film,atau ke teater,atau apa saja…”
“Malam ini?”
“Ya,apakah ada?”
“Dallas menyediakan segalanya waktu malam.Siang kota ini adalah kota pegawai dan pedagang.Tapi malam adalah kota seluruh penduduk.Baik,saya akan bersiap…”ujar Angela melepaskan pelukannya dari tubuh si Bungsu.
Kemudian kekamar mandi.Ketika dia selesai bersisir dan sekedar berbedak tipis serta melekatkan gincu bibir.dia lihat si Bungsu masih tegak didepan jendela.Dia berjalan mendekati lelaki itu dan memeluknya kembali dari belakang sambil berbisik.
“Oke,kita pergi kini…?”
“Kemana?”
“Bukankah kau ingin menonton,film,teater atau hiburan lainnya?”si Bungsu tak menjawab.
Sepi.
“Kita pergi?”tanya Angela.
“Tidak..”
“Tidak?”
“Tidak saya mengantuk..”
Angela tersenyum.Dia memahami perubahan-perubahan sikap lelaki itu.Dia membalikkan tubuh si Bungsu.Mereka saling tatap.
“Baiklah,kalau mengantuk.Ayo kita tukar pakaianmu.Di lemari ada kain dan kimono disediakan pengelola flat bagi orang-orang yang tak sempat membelinya…”
Saat malam berangkat larut,mereka berbaring di satu tempat tidur,dibawah satu selimut.Si Bungsu menelantang,menatap loteng.Angela yang ada dikanannya memeluknya.
Dalam situasi begitulah pintu diketuk.sekali,dua kali.ketukan itu tak begitu keras.Sebelum mereka sempat bangkit di luar terdengar orang bicara.Mereka sudah bangkit dan saling pandang.
“Seperti suara pipa panjang..”kata Angela.
Ketukan di pintu kembali terdengar.
“Angela,buka..”terdengar suara Pipa Pinjang.
“Ada sesuatu?”tanya Angela yang khawatir kalau-kalau Indian itu bicara di bawah ancaman.
“Tidak,bukalah…!”
Angela mengintip lewat kristal pengintai sebesar kepala korek api yang menempel dipintu.Di luar lewat kaca kristal yang berfungsi sebagai pembesar disebelah luar itu dilihatnya dua lelaki.Dan mereka keliahatan tidak mencurigakan.

Tidak ada komentar: